Menjadi Mahasiswa Yang Organisatoris
Oleh: B.M Mulyanto
Mahasiswa merupakan sebuah kelompok bagian dari masyarakat, yang
secara alami menyandang gelar yang mengandung tanggung jawab terhadap
kemaslahatan masyarakat dan bangsanya. Namu permasalahan yang terjadi banyak mahasiswa
yang tidak menyadari akan tanggung jawabnya. Banyak mahasiswa yang terpaut oleh
akademiknya, mereka hanya memikirkan dirinya sendiri, mencurahkan waktunya
untuk menuntut ilmu di kampus, bergulat dengan mata kuliah dan buku-buku diktat
bawaan dosen dan mengharapkan IPK tinggi serta lulus tepat waktu. Sebab
orientasi mahasiswa yang model ini adalah nilai dan lulus cepat tapi tidak peka
terhadap realitas kehidupan sosial masyarakat. Biasanya kehidupannya hanya
kampus-pulang-kampus-pulang, alias (kupu-kupu). Mahasiswa yang seperti ini yang
nanti saat mereka pulang ke rumah atau terjuan dalam masyarakat umum, mereka
bingung apa yang harus di perbuat dan apa yang harus mereka kerjakan untuk
kebaikan masyarakat. Kebingunan mereka pasti akan mentok di dalam pikiran, karena
dahulu lingkup pergaulan dalam kampus mereka saat masih menjadi mahasiswa
sangatlah sempit, relasi pertemanan mereka terbatas dan pengalaman dalam
menangani permasalahan lapangan yang ada di masyarakat sedikit. Padahal
potensial keilmuan mereka sebagai orang yang memiliki titel dan di percayai mampu
dalam menjalan segala hal sangatlah di butuhkan untuk kemajuan masyarakat.
Selain itu, adapula model mahasiswa yang hanya menghura-hurakan uang
jajan pemberian orang tua. Hidup mereka mengikuti gerusan zaman yang
berkembang, mengikuti arus pergaulan yang terlalu liberal dan kebarat-baratan,
dan mengikuti gaya stylis ala manusia yang tidak bermoral. Sayangnya para
mahasiswa itu tidak berfikir bahwa perkembangan zaman bersifat absurd,
menawarkan kesenang tanpa ada kemanfaatan dan menghancurkan moral keagamaan
yang berujung kemasa depan kelam. Tipe mahasiswa ini biasanya bersikap acuh tak
acuh terhadap penomena sosial masyarakat yang terjadi. Mereka lebih memilih
untuk diam dan tidur dalam kehangatan pergaulan tanpa harus berfikir dan
mengeluarkan keringat untuk kemaslahatan masyarakat.
Ada model mahasiswa yang menjadi aktivis,
mereka aktif di organisasi yang berupa organisasi intra kampus, organisasi
kemahasiswaan antar kampus, dan organisasi mahasiswa ekstra kampus atau lebih
tepatnya organisasi pergerakan mahasiswa. Imagenya di mata mahasiswa lain bahwa
mahasiswa model ini biasanya sering bolos, suka membantah dosen, berpenampilan
urak-urakan dan lulus terlambat di ambang bayang-banyang (DO) tanpa IPK tinggi.
Padahal tidak semua aktivis yang melakukan hal itu, mereka mempunyai pilihan
pribadi yang tidak dijadikan sebagai konsekuensi logis untuk menjadi seorang
aktivis. Sebab banyak aktivis yang menyelesaikan studinya tepat waktu dengan
IPK tinggi, berpenampilan rapi, bersih dan harum tapi tidak menghilangan
identitasnya sebagai seorang aktivis. Sebenarnya orientasi mereka menjadi
aktivis untuk bergerak melakukan sebuah perubahan untuk kemaslahatan masyarakat
sosial yang lebih baik, dan mereka memilih wadah organisasinya sebagai alat
untuk mencapai tujuan perubahan.
Menjadi aktivis
adalah sebuah panggila moral sebagai mahasiswa yang berhati nurani, karena
tugas mahasiswa sebenarnya adalah penyambung lidah rakyat. Mahasiswa sebagai
agent of change dan agent of social control sebenarnya tugasnya adalah bukan
hanya belajar dan sibuk dengan tugas-tugas, tapi juga harus membumi ke masyarakat. Hal ini
sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menekankan aspek pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dari sini dapat dilihat konsep yang di
inginkan oleh Perguruan Tinggi dengan jelas bahwa ruang lingkup mahasiswa
adalah studi dan masyarakat.
Organisasi
pergerakan mahasiswa adalah wadah yang sangat tepat untuk menimba ilmu diluar
kampus. Sebab sudah banyak pemimpin besar negara ini yang dahulunya mengambil
peran sebagai aktivis untuk mengawal negara dan bangsa melalui organisasi
pergerakan. Terkhususkan adalah organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII). Sebut saja Mahbub Junaidi, Muhammad Zamroni, Surya Darma Ali, Muhaimin
Iskandar dan banyak lagi yang menjadi abdi bagi bangsa. Mereka dikenal dan
belajar sejak mulai menimba ilmu di kampus. Untuk itu sangat penting bergabung
dengan organisasi sejak awal menjadi mahasiswa.
Melihat dewasa ini tingkat persentase jumlah aktivis mahasiswa yang
mengikuti organisasi pergerakan sangat kecil, muncul pertanyaan mengapa
mahasiswa yang diamanakan sebagai penyambung lidah rakyat justru malah anti
pati dengan hal-hal yang berkenaan pengabdian masyarakat. Bahkan mereka hanya
mementingkan kesenangan dan kenikmatan semata. Jadi secara subjektif, untuk
menumbuhkan kesadaran bahwa menjadi seorang aktivis adalah sebuah keharusan,
yaitu pertama kita sebagai mahasiswa harus melihat telitih dengan mata
pengamatan yang tidak menginterprensi bahwa citra aktivis yang tersebar di
masyarakat sekarang itu kurang baik. Contoh, sebab aksi anarkis segelintir
orang yang tidak bertanggung jawab, kita pukul rata bahwa yang melakukan itu
aktivis dan di identikkan aktivis dengan keanarkisan. Pikiran ini yang harus
kita pilah-pilah. Kedua, sebagai mahasiswa kita harus menyadari peran mahasiswa
sebagai kelompok kedua masyarakat atau kelas menengah pada struktur masyarakat
sosial yang menjembatani masyarakat dan pemerintahan. Untuk itu sebagai mahasiswa kita tidak bisa lepas dari
tugas-tugas pengbdian masyarakat dan membiarkan masyarakat, rakyat dan bangsa
kita sengsara tidak maju dan tidak berkembang. Dengan itu butuh sebuah organisasi
yang menjadikan alat tujuan kemajuan masyarakat, rakyat dang bangsa untuk
mencapai sebuah kebaikan yang maslahat.
Organisasi pergerakan mahasiswa, Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Rayon Asram bangsa Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan
Kalijaga mewadahi mahasiswa Fakutas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga yang
ingin menjadi aktivis dan menjadi mahasiswa yang kreatif. Mahasiswa akan di
ajarkan memperpadukan keilmuan dalam kampus dan ilmu-ilmu yang ada di luar
kampus untuk kemaslahatan masyarakat. Dan PMII Rayon Asram Bangsa Fakultas
Syariah & Hukum UIN Sunan Kaljaga, menjadikan mahasiswa peka terhadap
realita dan penomena mahsyarakat yang sedang terjadi, kritis terhadap kebijakan
pemerintah yang tidak maslahat untuk rakyat, dan berkembang dalam pemekiran
serta pendidikan dalam kampus. Jadi jangan berfikir terlalu lama, ayo masuk
PMII Rayon Asram Bangsa Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga, untuk
menjadi mahasiswa yang kreatif, cerdas, inofatif, kritis dan berpengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar