Kamis, 23 April 2015

Politik Islam Kontemporer
Fakta sejarah mengatakan pada abad 15 hijriyah adalah sebutan abad kebangkitan Islam serta kejayaan Islam, karena ilmu-ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu menjadi bertambah sempurna sebab, seorang kholifah bani Abbasiyah yang terkenal bernama Harun Arosyid mendirikan sebuah lembaga riset yang bernama Darul Hukamah (rumah kebijaksanaan), sebuah lembaga yang mengembangkan serta mengkaji dan melitih semua ilmu pengetahuan. Lembaga itu memiliki orang-orang yang kompeten dan handal dalam fak keilmuan masing-masing. Banyak para ilmuan atau ulama yang terkenal dan lahir di lembaga Darul Hukmah. Namun, setelah Abbasiyah runtuh di gantikan dengan kekholifahan selanjutnya , Islam semakin runyam dan tidak karuan. Banyak peperangan saudara dan pertengkaran antar umat islam yang di embeli dengan agama, ras dan teologi, padahal di belakang itu semua ada aktor yang bermaksud untuk mempunyai kepentingan pribadi menguasai wilayah dan  ingin mendapatkan kekuasaan. Dewasa ini Islam semakin tertinggal khususnya pada masa modern yang dimana sebuah negara harus berlom-lomba canggih dalam ilmu teknologi untuk kepentingan dan keperluan negara tersebut. Akan tetapi, negara-negara yang mengatakan islam malah berperang dan bertengkar sebab, perebutan lahan dan perebutan kekuasaan yang tidak selesai-selesai.
Begitu banyaknya permasalahan yang di hadapi umat islam khususnya di timur tengah sering di kaitkan dengan agama dan teologi. Karena, agama dan teologi adalah satu kesatuan yang sama tetapi berbeda. Dahulu para pemikir teologi yang berbeda pandangan dalam berfikir serta pemahaman dalam sebuah nas yang berkaitan dengan tuhan itu menimbulkan beberapa pengikut yang fanatik sehingga, memunculkan sekat pemisah di antara umat islam. Sekat pemisah itu lah yang di jadikan sebagai peluru pemecahan barat terhadap umat islam dan menggaruk kekayaan umat islam di timur tengah untuk kepentingan barat. Sebenarnya, permasalahan itu adalah sebuah sekenario Amerika dan barat yang bertujuan untuk menguasai lahan minyak atau sumur-sumur minyak bumi yang ada di timur tengah. Terbukti, dari segi politik Amerika dan barat dengan PBB praktis menguasai  seluruh negara didunia tidak terkecuali negara-negara muslim yang ikut serta dalam PBB. Dengan persenjataan yang lengkap dan berteknoligi tinggi, secara politis Amerika dan barat sebagai polisi dunia. Begitu pula kelompok-kelompok pertahanan dan politik seperti NATO yang lumayan represif terhadap Islam. Di pentas dunia, negara-negara Muslim sendiri tidak punya kekuatan jika dibanding mereka. Organisasi negara-negara Islam seperti OKI tidak bisa berbuat banyak menghadapi PBB dan NATO. Bahkan sekedar turut berperan serta dalam menentukan harga dan kuota minyak yang sebenarnya negara-negara arab atau timur tengah sangat berkepentingan terhadap hal itu akan tetapi tidak mampu untuk melakukan.
Salah satu sebab yang membuat timur tengah khusunya umat islam mepunyai sekat dan berpecah adalah kebingungan terhadap solidaritas yang di dalam bahasa arab di katakan oleh seorang tokoh politik Islam yang bernama Ibnu Khaldun adalah A’sbiyatun. Solidaritas ini yang sebenarnya bisa membuat umat Islam kuat dan kukuh. Dengan kata lain adanya solidaritas yang kukuh maka, umat Islam bisa di perhitungkan kembali oleh barat dan Amerika. Sehingga orang-orang barat dan Amerika tidak mempunyai ruang gerak untuk membuat sekenario perpecahan yang di embeli dengan Agama, ras dan teologi yang sudah mengakar di timur tengah.
            Timur tengah khusunya negara-negara arab yang masuk dalam organisasi OKI sudah lama mempunyai kebudayaan dan pradaban sebelum Islam masuk di tengah-tengahnya dari segi ekonomi, politik, agama, dan seni budaya. Akan tetapi, peradaban yang mereka bawa itu sangat rapuh dan memprihatinkan. Sebab pengaruh keadaan geografis dan kondisi alam yang tidak begitu sahabat untuk mempertahankan hidup. Sehingga, mempengaruhi pranata sosial, tatacara, ekonomi dan politik bangsa arab atau timur tengah. Setelah Islam turun di tengah-tengah bangsa arab dibawahi oleh tokoh yang sangat dikenal oleh orang dunia tokoh itu tidak lain dan tidak bukan adalah revolusioner akhlaq manusia yaitu Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad SAW membawa Islam merubah paradigma berfikir masyarakat arab dari kemusrikan menuju cahaya terang. Islam mengantarkan masyarakat yang kacau menjadi masyarakat terbimbing dan terdidik, lebih-lebih melepaskan bangsa arab dari kemusyrikan menuju tauhid.
            Kegemilangan Islam mewarnai seantero dunia terlebih Barat yang dahulu terpuruk karena kepatuhan dan kebungkaman kepada gereja atau pemuka agama saat Islam datang dan berkembang. Setelah mereka sadar dari dampak kepatuhan kepada gereja dan pemuka agama,   orang-orang barat bergerak untuk lebih maju dan banyak belajar ilmu-ilmu pengetahuan di Islam. Salah satu  bukti kejayaan Islam karena Islam mempunyai solidaritas tinggi dalam melakukan sebuah pergerakan sehingga Islam mampu mencapai puncak dan membumbung tinggi  menuliskan sejarah termasuk dalam pusat keilmuan dunia. Solidaritas ini di tuliskan dalam pemikiran dan pandangan seorang ulama terkemuka Islam yang bernama Ibnu Khaldun dalam sebuah kitab yang di tulis. Solidaritas dalam bahasa arab di sebut A’sbiyatun, solidaritas atau  A’sbiyatun di bagi menjadi tiga yaitu A’sbiyatn ad dinniyyah, Asbiyatun al Qoumiyyah/al qobilah dan A’sbiyatun al jinsiyyah.
            A’sbiyatun ad dinniyah atau solidaritas beragama ini lah yang membuat Islam maju dan berkembang. Islam dapat memperluas kekuasaannya sampai ke Andalusia, yerusalem dan konstatinopel karena kepekaan pribadi umat Islam yang memunculkan solidaritas tinggi untuk bersama sukses menggapai kepentingan Islam. Tetapi, setelah sukses di dalam solidaritas beragama banyak orang-orang atau penguasa menjadikan momen kesuksesan ini untuk kepentingan pribadi. Mereka para penguasa mebuat sebuah per undang-undangan untuk kepentingan kekuasaan dan membuat sebuah hukum yang tidak bijaksana. Contoh kecil adalah di dalam kekuasaan Bani Abbasiyyah saat dikuasai oleh khalifah Al Ma’mun yang waktu itu Al Ma’mun menjadikan teologi Mu’tazillah sebagai madzhab resmi negara tanpa kesepakatan rakyat. Al Ma’mun menjadikan Mu’tazilah sebagai mazhab resmi negara karena, pemikiran Mu’tazilah  itu mendukung kepemimpinan Al Ma’mun atau bisa dikatakan pro dalam kepemimpinan Al Ma’mun. Salah satu bukti pengikisan kepudaran solidaritas beragama yang  merujuk ke A’sbiyatun al qoumiyyah/al qobilah atau bisa di artikan solidaritas ras dan etnis . Solidaritas ras dan etnis ini yang bisa membuat Islam akan tetap terpuruk dan tidak maju. Karena, ini semua membuat kepemimpinan dalam Islam memunculkan korupsi, kolusi, nepotisme dan Islam akan bertengkar sesama kabilah atau klan untuk kepentingan pribadi qaum dan klan atau kabilah-abilah yang mereka tinggal dan hidup di dalamnya. Mereka akan merebutkan wilayah kekuasaan dan selalu membanggakan qaum yang mereka tinggal serta mendiskriminasi para etnis yang minoritas.
            Faktor internal ini yang membuat Islam semakin pudar dari taring kekuasaan dan pusat ilmu pengetahuan dunia. Pudarnya solidaritas beragama yang menuju solidaritas etnis ini menjadikan sebuah kesempatan barat untuk membangun sebuah kekuatan untuk maju dengan menjadikan solidaritas kebangsaan atau di sebuat A’biyatun jinsiyyah. Berbau balas dendam dengan Islam Barat yang memasukan juga solidaritas agama sebagai jalan yang ditempuhnya bisa menggapai kekuasaan. Barat membangun solidaritas kebangsaan dengan membawa semangat gold, glory dan gospel untuk kemajuan dan kekuasaan sebagai ujung tombak gereja untuk mengulangi kejayaan pada saat menaklukan Islam melalui Perang Salib dalam sebuah negara yang menjadi penompang. Dengan menggunakan A’sbiyatun jinsiyyah atau solidaritas bangsa dan solidaritas agama/keagamaan barat dan Amerika membentuk sebuah organisasi dunia yang bernama Liga Bangsa-bangsa atau PBB metamorfosis dari LBB. Organisasi ini lah yang dijadikan sebagai sebuah wadah perkumpulan dengan negara-negara yang ada di timur tengah khususnya negara-negara Islam. Dalam organisasi itu menekankan hak asasi manusia yang di luluri dengan kepentingan personal negara barat. Bukan hanya kepentingan saja akan tetapi merubah paradigma berfikir serta kebudayaan dalam pergaulan dan melemahkan hukum yang beredar di negara Islam. Barat memulai melihatkan taring dan kekuasaannya melalui organisasi yang di bentuk secara demokratis yang sebenarnya ingin memunculkan konflik secara kreatif. Bukan saja hanya menang dalam kebangkitan serta memegang dunia akan tetapi, barat juga menjadikan organisasi PBB itu  sebagai kedok dalam merauk kekayaan alam yang ada di timur tengah untuk kepentingan negara barat.  
Pembenahan Islam untuk menuju Islam kotemporer
Islam harus bangit dari tidur dan membenahi kembali segala sesuatu kerusakan dalam birfikir serta prilaku Umat islam. Islam harus membangun kembali paradigma berfikir tentang soldaritas keagamaan serta solidaritas kebangsaan. Karena, sebuah hal penting untuk memajukan Islam dan menutup konflik yang beredar dalam Islam.  Islam harus selalu kritis dalam segala hal untuk berupaya dan berusaha memerdekakan umat Islam dari segala bentuk penindasan. Islam juga harus kembali sebagai agama spiritual dan menjadikan praktek spiritual yang nyata dalam kehidupan umat Islam sehingga bisa mengkonsep hati dari segala kekacauan dan kerusuhan dunia. Islam tidak perlu menjadi agama fundamental yang hanya bisa membuat kekolotan dan pertikaian di dalam islam.  Dan Islam bisa maju serta berkembang apabila Islam berani menghadapi arus zaman yang berkembang. Terlebih Islam lebih mengedepankan intelktual dari sifat dan spesifiknya untuk menyetandarkan barat tetapi tidak keluar dari nilai spiritual yang di acuh.
           
               
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar