Politik
Islam Kontemporer
Fakta
sejarah mengatakan pada abad 15 hijriyah adalah sebutan abad kebangkitan Islam
serta kejayaan Islam, karena ilmu-ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu menjadi
bertambah sempurna sebab, seorang kholifah bani Abbasiyah yang terkenal bernama
Harun Arosyid mendirikan sebuah lembaga riset yang bernama Darul Hukamah (rumah
kebijaksanaan), sebuah lembaga yang mengembangkan serta mengkaji dan melitih
semua ilmu pengetahuan. Lembaga itu memiliki orang-orang yang kompeten dan handal
dalam fak keilmuan masing-masing. Banyak para ilmuan atau ulama yang terkenal
dan lahir di lembaga Darul Hukmah. Namun, setelah Abbasiyah runtuh di gantikan
dengan kekholifahan selanjutnya , Islam semakin runyam dan tidak karuan. Banyak
peperangan saudara dan pertengkaran antar umat islam yang di embeli dengan
agama, ras dan teologi, padahal di belakang itu semua ada aktor yang bermaksud
untuk mempunyai kepentingan pribadi menguasai wilayah dan ingin mendapatkan kekuasaan. Dewasa ini Islam
semakin tertinggal khususnya pada masa modern yang dimana sebuah negara harus
berlom-lomba canggih dalam ilmu teknologi untuk kepentingan dan keperluan
negara tersebut. Akan tetapi, negara-negara yang mengatakan islam malah
berperang dan bertengkar sebab, perebutan lahan dan perebutan kekuasaan yang
tidak selesai-selesai.
Begitu
banyaknya permasalahan yang di hadapi umat islam khususnya di timur tengah
sering di kaitkan dengan agama dan teologi. Karena, agama dan teologi adalah
satu kesatuan yang sama tetapi berbeda. Dahulu para pemikir teologi yang
berbeda pandangan dalam berfikir serta pemahaman dalam sebuah nas yang
berkaitan dengan tuhan itu menimbulkan beberapa pengikut yang fanatik sehingga,
memunculkan sekat pemisah di antara umat islam. Sekat pemisah itu lah yang di
jadikan sebagai peluru pemecahan barat terhadap umat islam dan menggaruk
kekayaan umat islam di timur tengah untuk kepentingan barat. Sebenarnya,
permasalahan itu adalah sebuah sekenario Amerika dan barat yang bertujuan untuk
menguasai lahan minyak atau sumur-sumur minyak bumi yang ada di timur tengah. Terbukti,
dari segi politik Amerika dan barat dengan PBB praktis menguasai seluruh negara didunia tidak terkecuali
negara-negara muslim yang ikut serta dalam PBB. Dengan persenjataan yang
lengkap dan berteknoligi tinggi, secara politis Amerika dan barat sebagai
polisi dunia. Begitu pula kelompok-kelompok pertahanan dan politik seperti NATO
yang lumayan represif terhadap Islam. Di pentas dunia, negara-negara Muslim
sendiri tidak punya kekuatan jika dibanding mereka. Organisasi negara-negara
Islam seperti OKI tidak bisa berbuat banyak menghadapi PBB
dan NATO. Bahkan sekedar turut berperan serta dalam
menentukan harga dan kuota minyak yang sebenarnya negara-negara arab atau timur
tengah sangat berkepentingan terhadap hal itu akan tetapi tidak mampu untuk melakukan.
Salah
satu sebab yang membuat timur tengah khusunya umat islam mepunyai sekat dan
berpecah adalah kebingungan terhadap solidaritas yang di dalam bahasa arab di
katakan oleh seorang tokoh politik Islam yang bernama Ibnu Khaldun adalah A’sbiyatun.
Solidaritas ini yang sebenarnya bisa membuat umat Islam kuat dan kukuh. Dengan kata
lain adanya solidaritas yang kukuh maka, umat Islam bisa di perhitungkan
kembali oleh barat dan Amerika. Sehingga orang-orang barat dan Amerika tidak
mempunyai ruang gerak untuk membuat sekenario perpecahan yang di embeli dengan
Agama, ras dan teologi yang sudah mengakar di timur tengah.
Timur tengah khusunya negara-negara
arab yang masuk dalam organisasi OKI sudah lama mempunyai kebudayaan dan pradaban
sebelum Islam masuk di tengah-tengahnya dari segi ekonomi, politik, agama, dan
seni budaya. Akan tetapi, peradaban yang mereka bawa itu sangat rapuh dan
memprihatinkan. Sebab pengaruh keadaan geografis dan kondisi alam yang tidak
begitu sahabat untuk mempertahankan hidup. Sehingga, mempengaruhi pranata
sosial, tatacara, ekonomi dan politik bangsa arab atau timur tengah. Setelah
Islam turun di tengah-tengah bangsa arab dibawahi oleh tokoh yang sangat
dikenal oleh orang dunia tokoh itu tidak lain dan tidak bukan adalah revolusioner
akhlaq manusia yaitu Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad SAW membawa Islam merubah
paradigma berfikir masyarakat arab dari kemusrikan menuju cahaya terang. Islam
mengantarkan masyarakat yang kacau menjadi masyarakat terbimbing dan terdidik,
lebih-lebih melepaskan bangsa arab dari kemusyrikan menuju tauhid.
Kegemilangan Islam mewarnai seantero
dunia terlebih Barat yang dahulu terpuruk karena kepatuhan dan kebungkaman
kepada gereja atau pemuka agama saat Islam datang dan berkembang. Setelah
mereka sadar dari dampak kepatuhan kepada gereja dan pemuka agama, orang-orang barat bergerak untuk lebih maju
dan banyak belajar ilmu-ilmu pengetahuan di Islam. Salah satu bukti kejayaan Islam karena Islam mempunyai
solidaritas tinggi dalam melakukan sebuah pergerakan sehingga Islam mampu
mencapai puncak dan membumbung tinggi
menuliskan sejarah termasuk dalam pusat keilmuan dunia. Solidaritas ini
di tuliskan dalam pemikiran dan pandangan seorang ulama terkemuka Islam yang
bernama Ibnu Khaldun dalam sebuah kitab yang di tulis. Solidaritas dalam bahasa
arab di sebut A’sbiyatun, solidaritas atau
A’sbiyatun di bagi menjadi tiga yaitu A’sbiyatn ad dinniyyah, Asbiyatun
al Qoumiyyah/al qobilah dan A’sbiyatun al jinsiyyah.
A’sbiyatun ad dinniyah atau
solidaritas beragama ini lah yang membuat Islam maju dan berkembang. Islam
dapat memperluas kekuasaannya sampai ke Andalusia, yerusalem dan konstatinopel karena
kepekaan pribadi umat Islam yang memunculkan solidaritas tinggi untuk bersama
sukses menggapai kepentingan Islam. Tetapi, setelah sukses di dalam solidaritas
beragama banyak orang-orang atau penguasa menjadikan momen kesuksesan ini untuk
kepentingan pribadi. Mereka para penguasa mebuat sebuah per undang-undangan
untuk kepentingan kekuasaan dan membuat sebuah hukum yang tidak bijaksana.
Contoh kecil adalah di dalam kekuasaan Bani Abbasiyyah saat dikuasai oleh
khalifah Al Ma’mun yang waktu itu Al Ma’mun menjadikan teologi Mu’tazillah
sebagai madzhab resmi negara tanpa kesepakatan rakyat. Al Ma’mun menjadikan
Mu’tazilah sebagai mazhab resmi negara karena, pemikiran Mu’tazilah itu mendukung kepemimpinan Al Ma’mun atau bisa
dikatakan pro dalam kepemimpinan Al Ma’mun. Salah satu bukti pengikisan
kepudaran solidaritas beragama yang merujuk ke A’sbiyatun al qoumiyyah/al qobilah
atau bisa di artikan solidaritas ras dan etnis . Solidaritas ras dan etnis ini
yang bisa membuat Islam akan tetap terpuruk dan tidak maju. Karena, ini semua
membuat kepemimpinan dalam Islam memunculkan korupsi, kolusi, nepotisme dan Islam
akan bertengkar sesama kabilah atau klan untuk kepentingan pribadi qaum dan
klan atau kabilah-abilah yang mereka tinggal dan hidup di dalamnya. Mereka akan
merebutkan wilayah kekuasaan dan selalu membanggakan qaum yang mereka tinggal
serta mendiskriminasi para etnis yang minoritas.
Faktor internal ini yang membuat
Islam semakin pudar dari taring kekuasaan dan pusat ilmu pengetahuan dunia.
Pudarnya solidaritas beragama yang menuju solidaritas etnis ini menjadikan
sebuah kesempatan barat untuk membangun sebuah kekuatan untuk maju dengan
menjadikan solidaritas kebangsaan atau di sebuat A’biyatun jinsiyyah. Berbau
balas dendam dengan Islam Barat yang memasukan juga solidaritas agama sebagai
jalan yang ditempuhnya bisa menggapai kekuasaan. Barat membangun solidaritas
kebangsaan dengan membawa semangat gold, glory dan gospel untuk kemajuan dan
kekuasaan sebagai ujung tombak gereja untuk mengulangi kejayaan pada saat
menaklukan Islam melalui Perang Salib dalam sebuah negara yang menjadi
penompang. Dengan menggunakan A’sbiyatun jinsiyyah atau solidaritas bangsa dan
solidaritas agama/keagamaan barat dan Amerika membentuk sebuah organisasi dunia
yang bernama Liga Bangsa-bangsa atau PBB metamorfosis dari LBB. Organisasi ini
lah yang dijadikan sebagai sebuah wadah perkumpulan dengan negara-negara yang
ada di timur tengah khususnya negara-negara Islam. Dalam organisasi itu
menekankan hak asasi manusia yang di luluri dengan kepentingan personal negara
barat. Bukan hanya kepentingan saja akan tetapi merubah paradigma berfikir
serta kebudayaan dalam pergaulan dan melemahkan hukum yang beredar di negara
Islam. Barat memulai melihatkan taring dan kekuasaannya melalui organisasi yang
di bentuk secara demokratis yang sebenarnya ingin memunculkan konflik secara
kreatif. Bukan saja hanya menang dalam kebangkitan serta memegang dunia akan
tetapi, barat juga menjadikan organisasi PBB itu sebagai kedok dalam merauk kekayaan alam yang
ada di timur tengah untuk kepentingan negara barat.
Pembenahan
Islam untuk menuju Islam kotemporer
Islam
harus bangit dari tidur dan membenahi kembali segala sesuatu kerusakan dalam
birfikir serta prilaku Umat islam. Islam harus membangun kembali paradigma
berfikir tentang soldaritas keagamaan serta solidaritas kebangsaan. Karena,
sebuah hal penting untuk memajukan Islam dan menutup konflik yang beredar dalam
Islam. Islam harus selalu kritis dalam
segala hal untuk berupaya dan berusaha memerdekakan umat Islam dari segala bentuk
penindasan. Islam juga harus kembali sebagai agama spiritual dan menjadikan
praktek spiritual yang nyata dalam kehidupan umat Islam sehingga bisa
mengkonsep hati dari segala kekacauan dan kerusuhan dunia. Islam tidak perlu
menjadi agama fundamental yang hanya bisa membuat kekolotan dan pertikaian di
dalam islam. Dan Islam bisa maju serta
berkembang apabila Islam berani menghadapi arus zaman yang berkembang. Terlebih
Islam lebih mengedepankan intelktual dari sifat dan spesifiknya untuk
menyetandarkan barat tetapi tidak keluar dari nilai spiritual yang di acuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar