Revolusi mental bangsa Indonesia
Oleh :Bagas Mulyanto
Indonesia
adalah negara yang menduduki peringkat ke 3 dunia, sebagai negara yang
mempunyai penduduk terbanyak setelah China dan Amerika serikat. Jumlah penduduk
diIndonesia mencapai 251 juta jiwa
manusia. Penduduk Indonesia termasuk
dalam salah satu kategori penduduk yang
kuat mengkonsumsi gadget karena,
dari jumlah penduduk yang mencapai 251
juta jiwa, peredaran gadget yang
tersebar diIndonesia yaitu mencapai 280 juta, ini menandakan peredaran gadget
dapat melebih jumlah penduduk yang tersebar diIndonesia. Uraian itu termasuk dalam
salah satu prilaku konsumtif bangsa Indonesia yang di gemari para produsen
asing terkhususkan adalah Korea dan China. Selain prilaku konsumtif pada
elektronik, bangsa Indonesia juga mempunyai kebiasaan dan prilaku bangga
menggunakan produk import seperti (jam tangan, sepatu, baju bermerek,
automobil, tas dll) ketimbang senang dengan produksi bangsa sendiri. Banyak sekali orang yang hidup
diIndonesia lebih suka memamerkan plesiran atau jalan-jalan ke luar negeri seperti
(Francis dengan menara efelnya, Mesir dengan paramidnya AS dengan jembatan
fransisconya) dibandingkan plesiran ke pulau Sumatera yang terkenal dengan
danau toba dan jembatan amperanya, ke pulau Lombok yang terkenal dengan pantai
dan gunung rinjaninya, dan ke pulau Bali
yang terkenal keindahan panorama alamnya. Orang Indonesia merasa hebat jika
makan di KFC, AW, dll ketimbang warung tegal dan warung padang yang sebenarnya menyajikan
ragam bentuk makanan khas Indonesia.
Kegiatan-kegiatan
pamer akan produk asing, merasa bangga memakai barang yang mempunyai merek dan ketidak sukaan menkonsumsi produk bangsa sendiri adalah praktek –praktek
masyarakat Indonesia yang sudah menjamur sejak kepemimpinan orde baru hingga
sekarang. Sebenarnya kegiatan semua itu sangat di takuti oleh Bung Karno sebagai
salah satu funding father bangsa Indonesia karena, rasa nasionalis terhadap
negara semakin terkikis, rasa bangga dan percaya diri hilang serta rasa sinis masyarakat akan pemakain
produk dalam negeri mengendap. Para funding father khusunya Soekarno menginginkan bangsa indonesia dapat
menjanlani hidup sederhana tidak bermewah-mewahan, dapat menyukai dan mencintai segala sesuatu yang di produksi oleh anak bangsa, dan mengembangkan, melestarikan kesenian
dan kebudayaan peninggalan nenek moyang. Harapan dan
keinginan semua itu akhirnya menimbulkan sebuah pemikiran atau gagasan
yang dicetuskankan oleh Bung Karno melalui beberapa pidatonya tentang “revolusi
mental” . Yaitu, sebuah pembangunan karakter bangsa yang memiliki kepribadian
cinta tanah air, membuang segala sesuatu yang ber mindset buruk dan berdarah
daging yang mendasari ketidak sukaan terhadap produk dalam negeri dan sebagai
usaha untuk memperbaharui corak berfikir
dan bertindak sebuah masyarakat atau bangsa .
Gagasan revolusi mental sebenarnya
sudah lama mulai dikumandangkan oleh Bung Karno di pertengahan tahun 1950-an.
Tepatnya di tahun 1957 ketika kepemimpinannya berlangsung. Saat itu revolusi nasional
Indonesia sedang terhambat. Padahal, tujuan dari revolusi itu belum tercapai
dan terlaksana. Banyak faktor yang mendasari revolusi itu
faktor yang sangat dominan sebagai
rintangan yang di hadapi adalah corak berfikir dan bertindak yang sangat
bertentangan dan bertolak belakang dengan semangat kemajuan. Corak berfikir itu
menjadikan penurunan semangat dan jiwa revolusioner para pelaku revolusi, baik
rakyat maupun pemimpin nasional, banyak terjadinya penyelewengan-penyelewengan di
lapangan, khusunya di dalam ranah ekonomi, politik, dan kebudayaan. Penyelewengan-penyelewengan
tersebut dipicu oleh banyaknya penyakit mental rendah diri dan tidak percaya diri
dengan kemampuan sendiri, sehingga memicu dalam alam berpikir yang sangat liberal,
statis, dan textbook-thinkers (berpikir berdasarkan apa yang
dituliskan di dalam buku-buku) atau biasa di sebut tekstual.
Semua faktor penghalang terjadinya
revolusi nasional Indonesia ini adalah sedikit pekerjaan dari segudang
pekerjaan yang menanti dan harus segera di bereskan oleh pemerintahan baru presiden
Jokowi. Pekerjaan ini sebenarnya sudah di pikirkan jauh-jauh hari oleh bapak
Jokowi, sehingga dahulu ketika kampanye politik Jokowi dan JK mempunyai slogan
yang sangat tak asing yaitu “Indonesia Hebat” yang menginginkan Indonesia
kedepannya lebih sejahtera, tertata rapi, dan bermartabat di mata dunia. Semoga
slogan itu bukan hanya sebatas wacana akan tetapi di bentukan dalam kegiatan
yang nyata. Karena, revolusi mental harus segera dijalanka untuk menghadapi
tantangan zaman yang ada kaitannya dengan pemberlakuan masyarakata ekonomi
ASEAN yang akan di mulai pada tahuan 2015. Pengawalannya mungkin dapat di mulai
dengan cara seorang pemimpin dapat mendorong masyarakat atau bangsa menjadi
gemar akan produksi dan berhenti untuk mengkonsumsi prodak bangsa lain, lalu
pemerintah harus berani menghukum para pelaku-pelaku yang melakukan prilaku
hedonis karena, prilaku hedonisme tidak memberikan kemanfaatan dan pendidikan
yang baik untuk bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar