Kamis, 23 April 2015

Revolusi mental bangsa Indonesia
Oleh :Bagas Mulyanto
Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat ke 3 dunia, sebagai negara yang mempunyai penduduk terbanyak setelah China dan Amerika serikat. Jumlah penduduk diIndonesia mencapai 251 juta  jiwa manusia. Penduduk  Indonesia termasuk dalam salah satu kategori  penduduk yang kuat mengkonsumsi  gadget karena, dari  jumlah penduduk yang mencapai 251 juta jiwa,  peredaran gadget yang tersebar diIndonesia yaitu mencapai 280 juta, ini menandakan peredaran gadget dapat melebih jumlah penduduk yang tersebar diIndonesia. Uraian itu termasuk dalam salah satu prilaku konsumtif bangsa Indonesia yang di gemari para produsen asing terkhususkan adalah Korea dan China. Selain prilaku konsumtif pada elektronik, bangsa Indonesia juga mempunyai kebiasaan dan prilaku bangga menggunakan produk import seperti (jam tangan, sepatu, baju bermerek, automobil, tas dll) ketimbang senang dengan produksi  bangsa sendiri. Banyak sekali orang yang hidup diIndonesia lebih suka memamerkan plesiran atau jalan-jalan ke luar negeri seperti (Francis dengan menara efelnya, Mesir dengan paramidnya AS dengan jembatan fransisconya) dibandingkan plesiran ke pulau Sumatera yang terkenal dengan danau toba dan jembatan amperanya, ke pulau Lombok yang terkenal dengan pantai dan gunung rinjaninya,  dan ke pulau Bali yang terkenal keindahan panorama alamnya. Orang Indonesia merasa hebat jika makan di KFC, AW, dll ketimbang warung tegal dan warung padang yang sebenarnya menyajikan ragam bentuk makanan khas Indonesia.
Kegiatan-kegiatan pamer akan produk asing, merasa bangga memakai  barang yang mempunyai merek dan  ketidak sukaan menkonsumsi  produk bangsa sendiri adalah praktek –praktek masyarakat Indonesia yang sudah menjamur sejak kepemimpinan orde baru hingga sekarang. Sebenarnya kegiatan semua itu sangat di takuti oleh Bung Karno sebagai salah satu funding father bangsa Indonesia karena, rasa nasionalis terhadap negara semakin terkikis, rasa bangga dan percaya diri hilang  serta rasa sinis masyarakat akan pemakain produk dalam negeri mengendap. Para funding father khusunya  Soekarno menginginkan bangsa indonesia dapat menjanlani hidup sederhana tidak bermewah-mewahan, dapat  menyukai dan mencintai  segala sesuatu yang di produksi oleh  anak bangsa, dan mengembangkan, melestarikan kesenian dan kebudayaan peninggalan nenek moyang.  Harapan dan  keinginan semua itu akhirnya menimbulkan sebuah pemikiran atau gagasan yang dicetuskankan oleh Bung Karno melalui beberapa pidatonya tentang “revolusi mental” . Yaitu, sebuah pembangunan karakter bangsa yang memiliki kepribadian cinta tanah air, membuang segala sesuatu yang ber mindset buruk dan berdarah daging yang mendasari ketidak sukaan terhadap produk dalam negeri dan sebagai usaha  untuk memperbaharui corak berfikir dan bertindak sebuah masyarakat atau bangsa .
Gagasan revolusi mental sebenarnya sudah lama mulai dikumandangkan oleh Bung Karno di pertengahan tahun 1950-an. Tepatnya di tahun 1957 ketika kepemimpinannya berlangsung. Saat itu revolusi nasional Indonesia sedang terhambat. Padahal, tujuan dari revolusi itu belum tercapai dan terlaksana. Banyak faktor yang mendasari revolusi itu

faktor yang sangat dominan sebagai rintangan yang di hadapi adalah corak berfikir dan bertindak yang sangat bertentangan dan bertolak belakang dengan semangat kemajuan. Corak berfikir itu menjadikan penurunan semangat dan jiwa revolusioner para pelaku revolusi, baik rakyat maupun pemimpin nasional, banyak terjadinya penyelewengan-penyelewengan di lapangan, khusunya di dalam ranah ekonomi, politik, dan kebudayaan. Penyelewengan-penyelewengan tersebut dipicu oleh banyaknya penyakit mental rendah diri dan tidak percaya diri dengan kemampuan sendiri, sehingga memicu dalam alam berpikir yang sangat liberal, statis, dan textbook-thinkers (berpikir berdasarkan apa yang dituliskan di dalam buku-buku) atau biasa di sebut tekstual.
Semua faktor penghalang terjadinya revolusi nasional Indonesia ini adalah sedikit pekerjaan dari segudang pekerjaan yang menanti dan harus segera di bereskan oleh pemerintahan baru presiden Jokowi. Pekerjaan ini sebenarnya sudah di pikirkan jauh-jauh hari oleh bapak Jokowi, sehingga dahulu ketika kampanye politik Jokowi dan JK mempunyai slogan yang sangat tak asing yaitu “Indonesia Hebat” yang menginginkan Indonesia kedepannya lebih sejahtera, tertata rapi, dan bermartabat di mata dunia. Semoga slogan itu bukan hanya sebatas wacana akan tetapi di bentukan dalam kegiatan yang nyata. Karena, revolusi mental harus segera dijalanka untuk menghadapi tantangan zaman yang ada kaitannya dengan pemberlakuan masyarakata ekonomi ASEAN yang akan di mulai pada tahuan 2015. Pengawalannya mungkin dapat di mulai dengan cara seorang pemimpin dapat mendorong masyarakat atau bangsa menjadi gemar akan produksi dan berhenti untuk mengkonsumsi prodak bangsa lain, lalu pemerintah harus berani menghukum para pelaku-pelaku yang melakukan prilaku hedonis karena, prilaku hedonisme tidak memberikan kemanfaatan dan pendidikan yang baik untuk bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar