Kamis, 23 April 2015



Bidadari eksentrik ku
Terenyuh hati ini karena tanya ku menukil
pada serpihan kembang yang berwarna
Terasa melayang sebab canggung akan
sesosok wanita penuh dengan aura kharisma
Dia datang dengan angan lama ku
 saat aku menghayal pada akal yang kosong
Wajahnya cantik berbentuk oval seperti ovulum
yang bercangkang tegar tapi rapuh dan imut
Suaranya ramping memberikan makna perjanjian
yang tak ada cap validasi
Dia berhijab dengan gaya eksotis pergaulan zaman milinium
yang terkikis karena neokarpi
Senyumannya menendang manis seperti madu gula aren
 yang mempunyai warna cokelat kemerahan
Tapi tutur cakapnya seperti sistem lambang bunyi
yang arbitrer dan elegan
Aku tak mengerti mengapa tuhan mengirimkan dia untuk ku
Mungkin dia bidadari jelmaan yang sedang berkarya
 di dalam luasnya padang sahara hati ku
Dia bercocok tanam di dalam tanah tandus
yang keras dari segala nasihat
Traktor bajaknya rusak karena galau tak pernah peka
akan realitas yang terjadi
Kesal dan dia pergi untuk mencari ladang baru
yang lebih menjanjikan dalam kehidupan jangka panjang
Jejak kakinya mengayun deras menuju desa hampa
penuh dengan kenikmatan dunia
Banyak buah yang berasa manis, asam, dan pahit
tertanam dalam ruang hampa bahagia
Semua kenikmatan dan keindahan tersimpan di dalamnya
Tapi kenangnya menuju ladang tandus yang berkarat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar